T.O.P as Seo Jeonghun
Seung Ri as Park Min Seo
Heo Yi Jae as Cha Eun Young
Shin Min Hee as Oh Young Ae
Polisi 1
Kim Young Ho as Kim Ha Neul
Polisi 2
Sinopsis 19-Nineteen part 1 :
Di awali dengan rap-nya T.O.P-Seung Ri yang keren. Liriknya juga keren..
Tidak pernah berakhirnya kegelapan.
Sebagai manusia kita semua begitu kaku.
Tapi aku berani, aku kuat.
Hanya menutup mataku pada siapapun yang datang itu.
Aku tidak ingin mendengarkan, jangan bicara padaku.
Jangan bilang apa yang harus dilakukan. Walaupun aku berani.
Aku sudah tahu aku sendirian.
Aku sudah memar. Hidup adalah hutan tanpa jawaban.
Aku kesepian, sedih dan hilang.
Terjebak di sini, di gedung ini di gedungabu-abu kecil.
Kita semua terperangkap di sini, mengambang di udara.
Bip, bip.
Dapatkah Kau membantu kami?
Siapa yang akan mempercayai kami?.
Kita terjebak dalam hal ini.
Kami berusia sembilan belas tahun di sini dan sekarang.
Berlanjut ke story yang sebenarnya. Di dua tempat yang berbeda dengan karakter dan latar belakang yang berbeda, kedua ibu itu menjerit memanggil nama anak mereka yang mulai bertingkah aneh.
"Minseo. Minseo apa yang Kau lakukan?." tanya Ibu Min Seo panik, melihat Min Seo, anak kesayangan sekaligus pewaris tunggal harta suaminya.Walaupun lahir dari keluarga kaya, engga berarti buat Min Seo bermalas-malasan, ia justru membawa beban berat dipundaknya. Sebagai anak dari konglongmerat sukses, Min Seo harus mengikuti jejak ayahnya.
Min Seo memikul nama besar ayahnya, ia harus masuk ke universitas unggulan dan mendapat gelar MBA diluar negeri. Buat mencapai itu semua, Min Seo harus giat belajar. Semalaman ia belajar, sampai pagi harinya, Min Seo kesal dan menghambur-hamburkan semua bukunya.
Sedangkan di tempat yang berbeda, Jeonghun masih asik dengan hobby nge-rapnya. Sebagai anak tertua di rumahnya, Jeonghun engga pernah dapet perhatian lebih, orang tuanya cenderung memberi kebebasan pada Jeonghun. Mereka cenderung engga peduli sama apa yang dilakukan Jeonghun.
"Jeonghun. Apa yang kau lakukan di sana? Selalu menyanyikan lagu-lagu aneh .... Apakah kau tidak pergi ke sekolah?. " tanya ibunya.
"Sekolah? Tidak, aku harus bekerja hari ini." jawab Jeonghun.
"Bolos sekolah untuk pekerjaan sederhana ...." gumam ibunya.
"Yah aku tidak sama seperti Kau. Bagaimana kita begitu berbeda?. Aku akan ke universitas yang baik, dan akan menjadi akuntan. dan Kau pergi ke universitas miskin yang Kau bahkan sulit untuk mendapatkannya." jawab adik perempuan Jeonghun yang selalu memandang rendah Jeonghun.
"Dia benar .. " lanjut ayah Jeonghun.
"Ayah .... "
"Kau perlu mulai berpikir tentang masa depan." ujar Ayah.
"Aku memikirkan masa depan!." jawab Jeonghun, yang mulai terpojokkan.
"Pikirkan dengan keras. Kau dalam perjalanan untuk menjadi gagal. Kau harus menemukan cara untuk membenarnkan itu. " Ayah memberi nasehat.
Adiknya menimpali. "Cepat dan makan. Ya, makan sehingga Kau dapat menghasilkan banyak uang hari ini."
Jeonghun kesal. "Tutup bukumu. Aku pergi sekarang." Jeonghun meninggalkan meja makan.
"Jeonghun, makan sarapanmu! Jeonghun!. Apa yang salah denganya hari ini?" gumam ibunya saat melihat Jeonghun keluar rumah..
Saat hendak menuju tempat kerja, Jeonghun bertemu dengan pacarnya. "Eunah!." Jeonghun menghampiri Eunah yang saat itu mengabaikan Jeonghun.
"Oh ...."
Jeonghun berkata, "Kau tidak menjawab panggilanku, apakah Kau sakit?. "
"Aku baik-baik saja." tanya Jeonghun.
"Kau tidak terlihat baik, Aku akan membawamu ke dokter. " ucap Jeonghun.
"Tidak, aku baik-baik saja .."
"mari kita pastikan apakah kau baik-baik saja." bujuk Jeonghun.
Eun Ah malah tersenyum pada laki-laki yang duduk disebelahnya.
"Siapa dia?. " tanya Jeong Hun.
Dengan santainya Eung Ah menjawab, "Pacarku. "
Jeonghun terkejut, "Boyfriend?. Tapi aku kan pacarmu."
Eun Ah memperkenalkan pacar barunya, "Ini Soobin, dia seorang mahasiswa kedokteran."
"Baik." jawab Eun Young seraya tersenyum lalu mengganti bunga di vas dengan bunga yang baru saja ia petik di taman.
"Aku ingin lihat." pinta Ibu Eun Young. Eun Young memberi sketsa rambut yang ia buat.
"Manajer bilang itu cukup bagus." jawab Eun Young.
"Apakah kau merancang gaya rambut ini sendiri?" tanya ibunya.
Eun Young menjawab, "Itu hanya hal biasa."
"Ini sangat cantik. Aku pikir aku tidak perlu khawatir tentangmu lagi, saat aku pergi." ungkap ibunya yang mengidap kanker Serviks.
"Jangan katakan itu! Kau akan cepat sembuh." jawab Eun Young. Putus sekolah dan bekerja sebagai staff di sebuah salon kecantikan buat Eun Young harus tegar. Hidup engga mudah buat Eun Young, ia harus merawat ibunya dan membawar semua biaya rumah sakit dengan usaha sendiri. Ayahnya, engga pernah peduli dengan kehidupan Eun Young.
Eun Young mendapat telepon dari atasannya,
"Halo?. Di mana Kau sekarang?. Cepat ke sini Kami sangat sibuk!. " suruh managernya di salon.
Eun Young menjawab, "Maaf, tapi ibuku sedang sakit, aku di rumah sakit."
"Jangan beri aku alasan! Kau cukup dewasa untuk mengurus diri sendiri. Sembilan belas tahun itu sudah dewasa. Aku membayar upahmu, Kau harus melaksanakan tanggung jawabmu."
Eun Young kesal, bagaimana bisa managernya engga mengerti keadaaanya. "Haruskah aku tetap berada di tempat kerja bahkan jika ibu sedang sekarat?!."
Manager tersinggung karena Eun Young meneriakinya, "Apakah Kau berteriak padaku?. "
"Maaf, maksudku itu .... "
"Kau hanya asisten! Jangan bicara padaku seperti itu. Aku tidak butuh Kau, Kau dipecat!."
Sambungan telepon terputus."Halo? Halo?. Halo? Aku sangat menyesal .... "
Engga berapa lama kemudian, Yong Ae menelponnya, "Eunyeong?. " sapa Yong Ae.
"Ya, siapa ini .... " tanya Eun Young.
"Ini aku .... "
Lelah karena semalaman terus belajar, Min Seo memutuskan untuk pergi keluar rumah.
"Apakah Kau merasa sakit, Minseo?. " tanya ibunya yang sangat khawatir.
"Aku baik-baik." jawab Min Seo.
"Haruskah kita pergi ke rumah sakit ayahmu?."
"Tidak Aku baik-baik .. "
Ibunya terus berjalan dibelakang Min Seo, "Ini, ada beberapa kue. Makanlah ini agar bisa belajar keras, dan pergi ke universitas tahun depan .... "
"Aku mau keluar." jawab Min Seo.
"Kemana?. " tanya ibunya.
"Perpustakaan." jawab Min Seo.
Jeonghun sampai di tempat kerjanya. Ia bekerja di sebuah warnet. Datang ke tempat kerja, Jeonghun langsung membereskan ruangan.
Jeonghun melihat Young Ae keluar dari ruangan bossnya, "Ada apa dengannya?." tanya Jeonghun pada bossnya.
Bossnya menjawab, "Dia bilang dia akan berhenti."
Jeonghun penasaran, melihat sikap Young Ae yang berubah kesal."Mengapa?."
Bossnya menjawab, "Dia mendapat peran dalam film dan ingin berkonsentrasi pada karirnya. Ya, aku dengar dia ingin ke sekolah acting. Aku membayar upah tinggi untuknya, kurasa dia tidak terlalu putus asa."
Jeonghun menjawab dengan pasti, "Tenang boss, ada aku di sini. Aku yakin. Haruskah aku berhenti sekolah dan datang ke sini setiap hari? Tapi kau adalah orang yang paling baik karena mempekerjakan orang bodoh seperti diriku."
Kemudian, bossnya pamit pada Jeonghun karena ia harus menjemput anaknya yang baru saja pulang dari sekolah.
Setelah bossnya keluar, dari kejauhan Young Ae terus memperhatikan Jeonghun. Jeonghun sedang sibuk menyalakan monitor setiap komputer di warnet itu. Engga lupa, seraya melakukan pekerjaannya, Jeonghun selalu nge-rap engga jelas.
Yong Ae menghampiri Jeonghun, "Kau benar-benar seperti rapper yang handal." ucap Yong Ae.
"Tidak, aku tidak sehebat itu." jawab Jeonghun.
"Kau harus mencoba untuk audisi, Kau tahu kan nada perlombaan rap akhir-akhir ini."
Jeonghun menjawab, "Itu sulit, Kau harus membentuk gaya bebas dalam lirikmu"
"Kau hanya perlu mengatakan apa yang terlintas dalam pikiranmu, setauku seperti itu." ucap Yong Ae.
"Bagiku, Lirik itu hanya akan berakhir menjadi sebuah tekanan." jawab Jeonghun.
"Mengapa? Apakah Kau depresi?" tanya Yong Ae.
"Ya, tentang kehidupanku."
Yong Ae tiba-tiba mengajak Jeonghun untuk pergi keluar bersama malam ini. Awalnya Jeonghun engga yakin dengan ajakan Yong Ae, tapi saat Yong Ae mengatakan kalau ia selama ini menyukai Jeonghun, akhirnya Jeonghun pun menyetejuinya.
Tentu saja karena Yong Ae. Diam-diam, Min Seo selalu memperhatikan Yong Ae. Sudah berapa kali Min Seo menjadikan Yong Ae sebagai objeck fotonya. Seperti saat ini, ia juga secara sembunyi-sembunyi mengambil foto Yong Ae. Yang nantinya foto-foto hasil jepretan Min Seo bakal jadi pemecah kasus di movie ini.
Eun Young datang untuk menemui Yong Ae.
"Aku tidak peduli tentang impianmu." ucap Eun Young sesaat setelah Yong Ae menceritakan permasalahannya.
"Eunyeong." lirih Yong Ae.
"Aku hanya datang ke sini untuk membuat ini jelas, aku tidak bisa melakukannya. Aku menolak, apa yang memberi Kau hak untuk meminta kepadaku?. " Eunyoung engga mempedulikan permintaan Yong Ae.
"Aku meminta karena ... Kau adalah temanku." jawab Yong Ae. Mereka memang teman, tapi hanya sekedar teman, saling mengenal, tapi engga saling mengetahui keberadaan masing-masing.
"Eunyeong." lirih Yong Ae.
"Aku hanya datang ke sini untuk membuat ini jelas, aku tidak bisa melakukannya. Aku menolak, apa yang memberi Kau hak untuk meminta kepadaku?. " Eunyoung engga mempedulikan permintaan Yong Ae.
"Aku meminta karena ... Kau adalah temanku." jawab Yong Ae. Mereka memang teman, tapi hanya sekedar teman, saling mengenal, tapi engga saling mengetahui keberadaan masing-masing.
Yong Ae menepati janjinya untuk pergi berdua dengan Jeonghun. Mereka duduk di pinggiran sungai.
"Hei, Kau akan melindungi aku?. " tanya Yong Ae.
"Tentu saja aku akan,,, aku akan melindungimu." jawab Jeonghun. "Apakah kita akan pergi bersama lagi?"
"Aku tidak tahu." jawab Yong Ae.
"Mengapa tidak?."
"Kau akan melindungiku kan, benar?. " tanya Yong Ae sekali lagi, memastikan kalau Jeonghun benar-benar akan melindunginya. Ia berkata seperti itu, sesaat sebelum mereka kissing.
Jeonghun hanya mengangguk.
Tapi, tiba-tiba handphone Yong Ae berdering. Yong Ae segera bangun dari duduknya lalu menjauh dari Jeonghun seolah menyimpan sesuatu.
"Sampai jumpa!. " lambai Yong Ae pada Jeonghun.
Jeonghun membiarkan Yong Ae pergi begitu saja, tanpa tau saat itu adalah pertemuan terakhirnya dengan Yong Ae. Jeonghun terus menatap Yong Ae dari kejauhan, tanpa tau kalau dirinya bakal terlibat masalah besar.
Orang dewasa, namun tetap seperti anak kecil. Kerinduan pada kemerdekaan. Dengan kesempatan tidak terbatas. Sebuah usia transisi, kita berada di usia sembilan belas tahun....
Pagi harinya. Yong Ae ditemukan tewas di sungai yang sama, di tempat dimana Jeonghun dan Yong Ae bersama. Polisi mulai mengindentifikasi jasad Yong Ae. Seorang saksi mengatakan kalau Yong Ae jatuh ke dalam sungai.
"Lihat!." seru polisi 1.
"Apa?." jawab yang lain.
"dompet ada di sini, dia tidak jadi dirampok."
"Itu benar, apa ini?." tanya polisi satu melihat sesuatu di pergelangan tangan Yong Ae.
"Oh, dia pasti pernah ke klub."
"Sebuah klub?. "
"Sebuah klub malam ,beberapa anak-anak biasa pergi ke sana."
"Di mana ponselnya?. "
"Aku tidak melihatnya, mungkin dia menjatuhkannya."
"Atau mungkin seseorang melemparkannya ke sungai."
Polisi langsung bergerak cepat, mereka mendatangi orang-orang yang berkaitan erat dengan kejadian sebelum Yong Ae meninggal. Orang pertama yang polisi datangi adalah Jeonghun.
Masih terlelap tidur, ibunya langsung membangunkan Jeonghun. "Di mana kau semalam?. " tanya ibunya panik.
"Biarkan aku tidur!. "
"Polisi di sini!. "
Jeonghun yang mendengar hal itu langsung terkejut, "Apa?. "
"Apakah Kau Seo Jeonghun?." tanya polisi 1.
"Ya, mengapa?. " Jeonghun sama sekali engga mengetahui apapun.
"Apakah Kau tahu Oh Yeongae?." tanya polisi 2.
"Oh Yeongae?. Apa yang terjadi?. " Jeonghun mulai cemas.
"Tubuhnya ditemukan mati di sungai. ... "
"Apa? Kau pasti bercanda .. " Jeonghun engga habis pikir dengan apa yang didengarnya.
"Sekitar malam terakhir di ujung selatan sungai Han. Beberapa saksi, mereka melihat seseorang mendorong seorang gadis muda ke dalam air." jelas polisi 1.
Jeonghun masih terkejut. "Aku tidak percaya?."
Polisi langsung meringkus beberapa orang yang berhubungan langsung dengan Yong Ae sebelum dirinya ditemukan tewas.
Jeonghun =============== Eun Young ================= Min Seo
Ketiganya langsung dibawa ke kantor polisi, hanya dengan alasan mereka terkait erat dengan kematian Yong Ae.
"Kalian berdua bekerja bersama-sama?. " tanya polisi 2.
"Ya, aku telah bekerja dengan Yeongae selama enam bulan." jawab Jeonghun.
"Apakah Kau seorang mahasiswa?. "
"Aku mahasiswa di Universitas Samhwa."
"Di jurusan apa?. "
Jeonghun menjawab, "Study budaya dan kemanusiaan."
Polisi juga mencurigai Eun Young dalam kasus kematian Yong Ae, karena dihari yang sama, Yong Ae terus menerus menelpon Eun Young. Dan beberapa jam kemudian, mereka saling bertemu.
"Aku bekerja sebagai stylist, aku membantu dan mempelajari trik pemotongan rambut." ucap Eun Young.
"Kau hanya pekerja kan?. " polisi mulai meremehkan Eun Young.
"Kami disebut sebagai staf. Itu tidak penting sekarang."
"Mengapa?. "
Eun Young menjawab, "Karena, Aku dipecat."
"Kapan?. "
"Kemarin."
"Mengapa Kau dipecat?. "
"Aku berbicara kasar pada bossku, jadi ia memecatku. Aku akan melakukan hal yang sama mungkin padamu." jawab Eun Young.
"Sehingga Kau marah?. lalu membunuh Yong Ae yang terus menerus menelponmu? Temanmu Yeongae dibunuh kemarin.""
"Ini tidak ada hubungannya dengan aku!." ucap Eun Young kesal. Harus berapa kali ia menjelaskan kalau semua yang terjadi pada Yong Ae engga berkaitan dengan dirinya.
Min Seo salah seorang yang paling dicurigai polisi, karena semua foto Yong Ae yang ia ambil diam-diam.
"Ini tidak ada hubungannya dengan Kau? Bukankah ini kameramu?." tanya polisi pada Min Seo.
Min Seo engga berani untuk berbicara, ia hanya terdiam.
Ketiganya diinterogasi di ruang yang terpisah. Tapi dialog mereka saling berhubungan satu sama lain dan itu keren banget.. ^^
Jeonghun :
"Kami pergi ke klub dan kemudian .... " Jeonghun menghentikan kata-katanya. "Aku tidak membunuhnya, mengapa aku melakukannya?. "
"Lalu kenapa kau berbohong?. "
"Aku tidak berbohong. " jawab Jeonghun.
"Kau bilang kau tidak dekat dengannya, Kau pulang ke rumah setelah pergi klub. Kau pasti memiliki sesuatu yang disembunyikan. "
Eun Young :
"Kau tidak tahu apa-apa? Temanmu meninggal dan Kau tidak tahu apa-apa?. Kau bahkan tidak marah." sentak polisi.
"Dia teman sekelas aku tapi kami tidak pernah dekat." jawab Eun Young.
"Apakah itu sebabnya dia menelepon Kau setiap hari?."
"Kami melihat panggilan telepon Yeongae, dia menelepon mu setidaknya enam kali.
"Itu karena .... Baiklah! Dia meneleponku untuk uang. " ucap Eun Young lantang.
"Uang?. "
"Dia terus memintaku untuk meminjamkan uangku. Aku bekerja jadi dia pikir aku punya uang ekstra. Aku hanya staf, tidak mendapatkan uang banyak. Jadi?. Aku bahkan tidak bisa membayar tagihan rumah sakit ibuku sendiri. "
"Jadi?. "
"Aku katakan aku tidak punya uang. "
Min Seo :
"Beritahu aku, siapa yang mengambil foto-foto ini!." tanya polisi. "Ayahmu adalah pengusaha yang dikenal dengan baik, Kau tidak perlu mengacaukan semuanya, kau hanya tinggal menjawabnya."
"Apakah Kau memberitahu orang tuaku?. " tanya Min Seo khawatir.
"Kau adalah putra berharga di rumahmu, aku bertemu anak laki-laki sepertimu sebelumnya. Kau tidak dapat bahkan tidak bisa mengobrol dengan seorang gadis, karena hal itu kau hanya bisa melihatnya dari jauh; bersembunyi. Mengambil foto mereka. Kau malu tentang hal itu dan marah." perkataan polisi ini membuat Min Seo marah.
Min So meninggikan suaranya, "Yang ingin kau dari ku adalah pengakuan kalau aku membunuh wanita itu kan? Iya?! Ya. Kalau itu maumu. Aku mengakuinya sekarang, kalau aku membunuh wanita itu. Apa kau puas??!!" Setelah berkata pengakuan palsu itu, Min Seo memberontak.
Di tempat yang berbeda, Eun Young tengah diawasi oleh polisi wanita saat ia meminta untuk pergi ke kamar mandi. Saat Eun Young membuka pintu kamar mandi, tanpa sengaja, polisi wanita itu terhantam pintu kamar mandi, Polisi wanita engga sadarkan diri, dan ini kesempatan Eun Young untuk kabur..
Engga disangka, ketiganya -Eun Young-Min Seo-Jeonghun- bertemu di waktu yang sama dengan tujuan yang sama yaitu menghidar dari kejaran polisi. Terjadilah, kejar mengejar antara polisi dan ketiganya.
Mereka terus berlarii....
Berlari secepat mungkin..
Sampai akhirnya mereka berhasil bersembunyi di lorong bawah tanah..
Dan mereka bertiga berhasil meloloskan diri dari kejaran polisi. Daebak!!
Di kantor polisi, semua staff kewalahan menangani kaburnya ketiga tawanan mereka.
Mereka hanya tinggal menunggu bentakan dari atasan. :D
"Aku tidak melakukannya." jawab Min Seo.
"Lalu siapa?. Polisi mengatakan ia membunuh Yeongae."
"Aku tidak melakukannya, itu bukan aku." Min Seo memastikannya lagi kalau ia bukan pembunuh.
"Lalu kenapa kau mengaku?. " Jeonghun masih engga percaya dengan Min Seo.
"Itu bukan aku ...." jawab Min Seo.
Eun Young memperhatikan Min Seo, ia lalu berkata, "Dia tidak membunuhnya."
"Bagaimana Kau tahu ini?" tanya Jeonghun.
"Apakah kau membunuh dia?. " Eun young bertanya pada Min Seo.
"Tidak!. " jawab Min Seo.
"Betapa menyedihkannya ... apakah Kau benar-benar berpikir dia bisa membunuh seseorang?. " ucap Eun Young pada Jeonghun.
Jeonghun kembali memperhatikan Min Seo. Sikap Min Seo yang pemalu dan bahasa tubuhnya yang ketakutan, buat Jeonghun menarik kembali kata-katanya. "Tidak . Dia bukan seorang yang sanggup membuhuh orang lain."
"Apa yang bisa kita lakukan sekarang? Kita melarikan diri, tapi apa yang kita lakukan?. " tanya Eun Young.
"Mereka akan berpikir bahwa kita lari karena kita bersalah." Min Seo menimpali. "Kita tidak hanya kabur tapi.. kita juga menyerang petugas."
"Semua berantakan aku pulang saja." keluh Jeonghun.
"Apakah Kau gila?" seru Eun Young. "Polisi akan pergi ke rumahmu sekarang."
"Aku lebih takut kalau orang tuaku di penjara .... " ujar Min Seo.
"Apa? Itu bodoh, kau aneh." jawab Jeonghun.
Min Seo menjelaskan, "Kau tidak tahu orang tuaku."
Dua polisi mencoba mengkonfirmasi orang tua Min Seo, tapi engga berhasil. "Mereka menolak untuk bertemu dengan kita kecuali jika kita datang dengan pengacara." ucap Polisi 2.
"Apakah Kau memberitahu mereka bahwa putra mereka mengakui perbuatannya dan kabur?" tanya Polisi 1.
"Mereka sudah tahu hal itu." jawab Polisi 2.
"Kau beruntung orang tuamu sangat kaya. Ayahmu jutawan? Kau akan mewarisi segalanya?. " Ujar Jeonghun.
"Tidak, sekarang aku malah mengulang di universitas." jawab Min Seo.
"Tidak ada yang salah dengan itu. Kau perlu banyak uang untuk belajar seperti itu. Lebih baik daripada pergi ke sekolah yang buruk seperti aku. Orang tuaku selalu mengatakan agar aku mengulang kuliahku." jawab Jeonghun. Tanpa mereka sadari mereka mulai menceritakan kehidupan mereka masing-masing.
Sekarang giliran keluarga Jeonghun yang didatangi polisi.
"Anakku Jeonghun? Anakku?." Ibu Jeonghun shock saat mendengar kalau anaknya terlibat pembunuhan.
"Tenang, rileks." Ayah menenangkan.
"Anakku benar-benar membunuh seseorang?. " tanya Ibu lagi pada polisi.
"Kita perlu menyelidiki lebih lanjut ... apakah kau tahu di mana ia akan pergi?." tanya polisi 2.
Semua anggota keluarga Jeonghun engga ada yang tau dimana keberadaan Jeonghun.
Kali ini, Polisi mengunjungi ibu Eun Young yang terbaring di rumah sakit. Polisi hanya bisa menanyakan tentang latar belakang keluarga Eun Young pada suster. "Dia hanya minum obat nya." ucap Suster.
Polisi membaca keterangan penyakit ibu Eun Young.
Di sana tertulis, -(Kanker Serviks)-
"Berapa lama ia akan meninggalkan?." tanya Polisi 1.Suster menjawab, "Dia tidak memiliki banyak waktu yang tersisa sama sekali."
"Berapa lama dia di sini?."
Suster menjelaskan, "Lebih dari enam bulan. Putrinya berhenti sekolah dan bekerja di penata rambut sekarang, putrinya berhenti sekolah dan bekerja hanya untuk membayar biaya rumah sakit ibunya. mantan suami nya belum pernah mengunjunginya sama sekali. Putrinya memang sedikit kasar tapi dia sangat baik."
"Kau pahlawan." ucap Jeonghun.
"Kau seperti anak perempuan yang baik." kata Min Seo.
Jeonghun bertanya dengan serius pada Min Seo, "Aku akan bertanya sekali lagi, Kau benar-benar tidak membunuh Yeongae?."
"Tentu saja tidak, aku hanya pelanggan di sana. Dia tidak ada hubungannya denganku, aku bahkan tidak begitu ingat wajahnya." jawab Min Seo.
"Kau?. " Jeonghun bertanya pertanyaan yang sama pada Eun Young.
"Aku tidak membunuhnya, dia hanya meneleponku untuk meminjam uang ... " jawab Eun Young. "Bagaimana dengan Kau sendiri?. " Pertanyaan itu kembali Eun Young lemparkan pada Jeonghun.
Jeonghun menjawab, "Kami bekerja di warnet bersama-sama. Tidak pernah terjadi apapun diantara kami, aku bersumpah." Jeonghun kembali melanjutkan. "Baiklah, aku percaya kalian berdua."
"Aku percaya Kau juga." jawab Eun Young.
"Sama." Min Seo mengangguk.
"Matikan teleponmu. Sebelum mereka mencoba untuk melacak kita." suruh Jeonghun.
Ketiganya langsung mematikan handphonenya masing-masing.
"Maka, sudah saatnya bagi kita .... untuk melarikan diri." ucap Jeonghun.
Daaaaan.. pertualangan mereka bertiga bakal berlanjut dengan keseruan yang lainnya ^^
Bersambung..