T.O.P as Seo Jeonghun
Seung Ri as Park Min Seo
Heo Yi Jae as Cha Eun Young
Shin Min Hee as Oh Young Ae
Polisi 1
Kim Young Ho as Kim Ha Neul
Polisi 2
Sinopsis 19-Nineteen part 2 :
Petualangan ketiganya pun dimulai. Prinsip utama dari melarikan diri adalah jangan pernah menetap di satu tempat dalam waktu yang lama. Ketiga pergi ke tempat yang cukup jauh untuk menghindari kejaran polisi. Di dalam kereta, ketiganya saling membuat nyaman satu sama lain.
"Hey ... kita semua di usia yang sama: sembilan belas." ucap Min Seo.
Jeonghun sedikit risih dengan bahasa formal yang digunakan oleh Min Seo, "Kenapa kau terus berbicara begitu sopan?. "
Min Seo menjawab, "Aku Oh mmm ....."
"Apakah karena kau begitu kaya?" tanya Jeonghun. "Kau pikir kau seorang pangeran?. Jadi begitu."
Min Seo mencoba menjawab, "Itu .... hanya kebiasaan."
Jeonghun menjawab, "Bicaralah normal, kita teman."
"Ayo kita memperkenalkan diri. Siapa namamu?" tanya Eun Young.
"Aku ...." Min Seo hendak menjawab tapi Jeonghun menghentikannya.
"Tunggu sebentar ... kita tidak perlu tahu namamu. Nama, usia, sekolah, di mana Kau tinggal ... orang selalu menanyakannya tapi tidak pernah bermakna. Bukankah akan lebih menyenangkan jika kita tidak tahu tentang itu semua?. "
"Fine." jawab Eun Young.
"Aku berumur sembilan belas, nomor satu." kata Jeonghun menamai dirinya dengan si Nomor 1.
"Lalu ... aku nomor dua." ucap Eun Young.
"Lalu ...aku berarti nomor tiga belas." kata Min Seo, yang entah kenapa suka sekali dengan nomor 13.
"Mengapa melompat ke tiga belas?" tanya Jeonghun heran.
"Aku hanya merasa menyukainya itu." jawab Min Seo seraya tersenyum.
Di dalam kereta, Eun Young dan Min Seo tertidur, hanya Jeonghun yang belum terlelap. Ia masih memikirkan tentang Young Ae. Kenapa Young Ae harus mati saat ia mulai sangat menyayangi Young Ae..
Min Seo yang duduk di samping Jeonghun, ia tertidur lelap. Karena sangat lelapnya, Min seo tanpa sadar menyandarkan kepalanya di pundak Jeonghun. Jeonghun berusaha membuat nyaman Min Seo. Ia membenarkan kepala Min Seo di pundaknya.. Cool.. ^^ suka banget sama scene ini.. Min Seo-Jeonghun kereeen...Pagi harinya, mereka sampai di tempat yang cukup jauh dari tempat asal mereka.
"Udara disini begitu segar." seru Eun Young.
"Aku selalu ingin datang ke tempat seperti ini setelah aku menjadi mahasiswa." ujar Min Seo.
"Aku ingin datang dengan pacarku." kata Jeonghun.
Sesampainya di tempat baru, mereka langsung menuju ke sebuah kedai kecil dan memesan makanan. Mereka mengumpulkan uang yang tersisa, dari mulai Jeonghun dan Eun Young hanya tersisa sedikit uang disaku mereka. Berbeda dengan Min Seo, ada banyak uang yang ia bawa..
"Kau begitu beruntung menjadi kaya, Kau dapat membeli apapun yang Kau inginkan." kata Eun Young.
Min Seo malah menjawab, "Yeah, tapi aku tidak benar-benar membutuhkan apa-apa."
"Kau tidak perlu apa-apa??. " Eun Young terkejut mendengar pernyataan Min Seo.
Setelah berpikir, mereka memutuskan agar Min Seo yang menyimpan semua uang. Alasan pertama tentunya karena Min Seo adalah orang kaya.
Pesanan mereka pun datang. Sebuah Deokbokki ukuran jumbo.
"Dia memberi kami jumlah besar." sorak Jeonghun.
Min Seo penasaran dengan rasa Deokbokki, ia mencicipinya terlebih dulu. "Hey. Aku tidak tahu deokbokki begitu lezat!. " seru Min Seo.
Jeonghun dan Eun Young hanya menatap heran Min Seo. Min Seo, manusia dari planet mana, bagaimana bisa dia baru merasakan lezatnya Deokbokki.
"Kau melakukan segala sesuatu yang ibumu katakan?. " tanya Jeonghun yang lagi-lagi heran.
"Saat ini Kau seorang buronan ..... lakukan apapun yang Kau inginkan." kata Eun Young.
"Jadi apa yang belum pernah Kau lakukan sebelumnya?. tanya Eun Young.
Dan hari itu juga, ketiga melakukan hal-hal yang belum pernah mereka lakukan; main game, bowling, shopping..
Saking asiknya, ketiganya engga menyadari kalau Min Seo hampir menggunakan semua uang yang ia pegang.
"Kita tidak tahu berapa lama kita akan melarikan diri, Kau seharusnya berhati-hati dengan pengeluaran kita." Jeonghun kesal saat tau ternyata Min Seo engga pandai me-manage uang.
"Kita semua menghabiskan waktu bersama-sama." Eun young mencoba membela Min Seo.
Min Seo menyesal, ia tau kali ini ia salah. "Maaf, ini salahku. Tapi aku punya kartu kredit." ucapnya tanpa mengerti apapun. Polisi akan mudah melacak keberadaan mereka kalau mereka menggunakan kartu kredit.
"Kita tidak bisa menggunakan kartu kredit!." bentak Jeonghun pada Min Seo. Min Seo hanya tertunduk dan terdiam.
"Jangan berteriak padanya!" kata Eun Young. "Ini adalah salahmu juga."
"Kita tidak tahu berapa lama kita akan melarikan diri, Kau seharusnya berhati-hati dengan pengeluaran kita." Jeonghun kesal saat tau ternyata Min Seo engga pandai me-manage uang.
"Kita semua menghabiskan waktu bersama-sama." Eun young mencoba membela Min Seo.
Min Seo menyesal, ia tau kali ini ia salah. "Maaf, ini salahku. Tapi aku punya kartu kredit." ucapnya tanpa mengerti apapun. Polisi akan mudah melacak keberadaan mereka kalau mereka menggunakan kartu kredit.
"Kita tidak bisa menggunakan kartu kredit!." bentak Jeonghun pada Min Seo. Min Seo hanya tertunduk dan terdiam.
"Jangan berteriak padanya!" kata Eun Young. "Ini adalah salahmu juga."
Jeonghun memutuskan untuk meminta bantuan bossnya. "Apakah Kau baik-baik saja? Kau aman?. ..." tanya boss Jeonghun khawatir dengan keadaan Jeonghun.
"Yah benar, aku di Provinsi Gangwon. Jangan beritahukan siapapun bos?." Jeonghun sangat mempercayai bossnya, ia bahkan memberitahukan dimana ia berada saat ini. " Terima kasih bos."
"Apakah Kau yakin kita bisa percaya padanya?." tanya Min Seo.
"Kita bisa percaya padanya, dia tahu Yeongae juga." jawab Jeonghun.
Polisi masih melanjutkan penyelidikan mereka. Kali ini polisi berhasil menemui ayah Min Seo.
"Kau membawanya ke kantor polisi, apakah Kau memiliki surat perintah penangkapan?. Mengambil seseorang tanpa surat perintah penangkapan bisa melakukan interogasi dengan paksa ... bukankah itu ilegal?." ujar Ayah Min Seo. Pernyataan Ayah Min Seo tersebut langsung dibenarkan oleh pengacaranya. "Ya, itu benar. Melakukan penyelidikan tanpa persetujuan pengadilan ...."
Tapi polisi kembali memperkuat dugaan mereka. Polisi 1 membawa barang bukti berupa kamera yang engga lain adalah milik Min Seo, "Ini adalah kamera putramu, ia mengunjungi warnet dan berlangganan di sana. Dia mengambil gambar diam-diam, kau bisa lihat sendiri. Dia membuntutinya."
"Dan apa yang membuat dia menjadi seorang kriminal?. " tanya Ayah Min Seo. Apa buktinya kalau kamera itu milik Min Seo, apa karena kamera itu Min Seo bisa seenaknya dituduh membunuh orang lain?
Polisi menjawab, "Ia lari ketika sedang diselidiki, tentu saja kita curiga."
"Foto-foto ini, apakah Kau punya bukti bahwa putraku benar-benar mengambil gambar ini?. " tanya Ayah Min Seo. Semua pernyataan Ayah Min Seo ada benarnya juga. Polisi engga bisa seenaknya begitu saja mengintrogasi bahkan memaksa seseorang untuk mengakui sesuatu hal tanpa bukti yang nyata.
Boss Jeonghun akhirnya mengunjungi Jeonghun-Eun Young-Min Seo.
"Kita akan tetap berada di tempat yang berbeda sampai mereka menemukan pembunuh yang sesungguhnya." ucap Jeonghun pada bossnya.
Eun Young dan Min Seo hanya memperhatikan pembicaraan Jeonghun dan boss dari kejauhan.
"Apakah mereka teman-temanmu?. " tanya Boss Jeonghun.
Jeonghun mengangguk.
"Bos, Kau percaya aku kan?." tanya Jeonghun. Ia sangat menghormati bossnya bahkan lebih dari ia menghormati orang tuanya sendiri.
"Tentu saja aku percaya." jawab boss. Ia menepuk-nepuk pundak Jeonghun.
"Yeongae dan aku bahkan tidak dekat, mengapa aku membunuhnya?. Ini tidak adil, bahkan polisi tidak akan mendengarkan apa yang sebenarnya terjadi." ujar Jeonghun.
Sebelum bossnya pulang, ia memberikan uang dalam jumlah yang cukup banyak pada Jeonghun. Jeonghun sama sekali engga menyadari kalau bossnya sudah bekerja sama dengan polisi untuk melacak keberadaan ketiganya.
"Ini tidak baik untuk tinggal di satu tempat terlalu lama. Itu aturan pertama dalam melarikan diri; terus bergerak." ujar Jeonghun.
"Kemana kita harus pergi lagi?. " tanya Min Seo. "Bagaimana dengan pantai?."
"Ide bagus! Aku belum pernah ke pantai lagi." jawab Eun Young. "Aku belum pernah ke sana."
Jeonghun menimpali, "Kau bercanda."
"Aku tidak pernah sekalipun ke sana." jawab Eun Young.
"Apakah Kau orang Mongolia? Semua Korea pernah ke pantai, setidaknya sekali." jawab Jeonghun. Min Seo yang belum pernah memakan deobokki, sekarang giliran Eun Young yang sama sekali belum pernah pergi ke pantai.
Eun Young langsung menjawab, "Kau berdua berpikir semua orang seperti kau. Aku belum pernah ke pantai, aku bahkan tidak pernah memiliki MP4, tidak bisa makan tiga kali sehari. Ada banyak anak-anak seperti itu ... Kau bahkan tidak dapat membayangkannya, kan?." ucap Eun Young.
untuk membuat Eun Young tersenyum, Jeonghun dan Min Seo menyetujui untuk pergi ke pantai bersama, "Mari kita pergi ke pantai."
Jeonghun bertanya pada Eun Young. "Apa lagi? Apa yang ingin Kau lakukan?"
Eun Young menjawab, "Pergi ke laut, naik perahu" ia menghentikan kata-katanya lalu melanjutkan, "dan berpose seperti adegan di "Titanic"." ucap Eun Young.. haha.. Seperti mimpi kebanyakan cewek lainnya.
Setelah makan malam, ketiganya berjalan-jalan mencari tempat untuk bisa disinggahi. Seenggaknya tempat dimana mereka bisa menggunakannya untuk tidur malam itu juga.
Saat berjalan bersama, Eun Young bertanya pada Min Seo dan Jeonghun, "Kau harus memiliki semacam rencana untuk masa depan."
"Aku tidak punya sama sekali." jawab Jeonghun.
"Kau baru berumur sembilan belas tahun, tapi kau tidak punya mimpi?. " ucap Eun Young.
"Dreams?" Jeonghun berpikir lamaa sekali, kemudian ia melanjutkan "Aku tidak tahu."
"Nomor tiga belas, Kau?. " tanya Jeonghun pada Min Seo.
Dengan gampangnya, Min Seo menjawab, "Aku punya banyak rencana. Belajar Bahasa Inggris di pagi hari, matematika.... TOEFL , belajar di luar negeri dan mendapatkan gelar MBA dan ...."
Jeonghun menahan tawanya, Min Seo engga bisa membedakan antara mimpi dan jadwal kesehariannya. "Beritahu kami apa impian nyatamu."
Min Seo berpikir, "Yah, aku ingin pergi ke laut."
"Kau belum pernah ke laut? Kau pernah berada di perahu?." tanya Jeonghun.
"Sudah, di kapal pesiar, di kapal besar." jawab Min Seo.
"Lalu mengapa Kau ingin pergi ke laut? Fishing?. " tanya Eun Young.
"Tidak apa-apa, aku hanya ingin .... Lakukan ini juga." jawab Min Seo seraya merentangkan tangannya berpose ala tetanic.. hahaa...
Jeonghun pun beraksi menunjukkan rap ala T.O.P nya ... hehe..
Saat itu juga, Jeonghun-Min Seo-Eun Young berlari sekuat tenaga untuk bisa menghindari kejaran polisi. Dan mereka berhasil bersembunyi, tanpa diketahui oleh polisi.
Polisi itu kemudian berkata dengan kencang, berharap Jeonghun-Min Seo-Eun Young yang sedang bersembunyi mendengar perkataan mereka.
"Berapa lama kalian akan kabur?. Jika kalian bersalah, keluar dan katakan dengan benar! Apa yang terjadi saat dihari Yeongae meninggal ..... Katakan padaku mengapa Kau mengambil fotonya! Dengarkan. Kami akan terus mengejar kalian." ancam Polisi, karena tidak bisa menemukan ketiganya. Polisi itu lalu pergi.
Jeonghun-Min Seo-Eun Young mendengar apa yang dikatakan polisi.
Perkataan polisi itu, kembali membuat Joenghun curiga pada Min Seo. "Beritahu kami kebenaran tentang itu, tentang foto Yeongae dan membuntutinya."Eun Young masih mencoba membela Min Seo, "Jangan bicara seperti itu, Kau bukan polisi."
Yang hanya bisa Min Seo katakan adalah, "Maafkan aku. Maafkan aku." Dan ia berbicara hal yang sebenarnya terjadi, "Sebenarnya, aku melihatnya diam-diam."
"Mengapa Kau melakukan itu?." tanya Jeonghun.
Min Seo menjawab, "Dia begitu cantik tapi aku tidak bisa berbicara dengannya. Aku tidak pernah bermaksud jahat sekalipun."
"Jangan terlalu keras padanya." kata Eun Young.
"Apakah kau tidak marah?. Dia telah berbohong kepada kita selama ini." Jeonghun benar-benar kesal.
"Maafkan aku." itu yang Min Seo hanya bisa katakan.
"Berhenti berpura-pura, berpura-pura polos dan seolah-olah tidak tahu apa-apa. Apakah Kau membunuh Yeongae?. " tanya Jeonghun. Ia menatap engga bersahabat ke arah Min Seo.
"Apa?."
"Hentikan, sudah cukup." lerai Eun young.
Akibat kejadian malam itu, ketiganya jadi canggung dan enggan berbicara satu sama lain.
Jeonghun masih belum menyadari kalau bossnya telah bekerja sama dengan Polisi, ia masih tetap saja membalas sms dari bosnya.
"Apakah Kau baik-baik saja? Di mana Kau sekarang?" tanya boss Jeonghun via sms.
"Kami baik-baik saja, kami menuju Sokcho."
"Apakah aku melakukan hal yang benar?. " tanya boss jeonghun pada polisi.
"Kau harus bekerja sama dengan polisi." jawab polisi 2.
Boss Jeonghun memohon pada polisi, "Mereka mungkin penjahat tetapi mereka adalah anak-anak yang baik."
Jeonghun memutuskan untuk berpisah dengan Min Seo dan Eun Young.
"Aku sudah membagi uang dengan merata." kata Jeonghun setelah membagi uang yang tersisa. "Mari kita berpisah sekarang."
Eun Young bertanya, "Apakah kita harus berpisah?."
"Ya aku rasa sudah cukup." jawab Jeonghun.
"Kau bilang kau ingin melarikan diri bersama-sama." kata Eun Young.
Jeonghun menjawab, "Aku sudah berubah pikiran, aku akan pergi sendirian. Aku tidak tahu nama Kalian, aku mungkin tidak akan pernah bertemu kalian lagi."
Jeonghun pergi meninggalkan Min Seo dan Eun Young.
"Bodoh." gumam Eun Young pada Jeonghun yang sudah berjalan jauh.
Min Seo selalu saja merasa bersalah, "Maafkan aku."
"Berhenti mengatakan itu." Jawab Eun Young.
"Aku seharusnya mengatakan yang sebenarnya, aku tidak berpikir kau akan percaya padaku. Aku benar-benar minta maaf." kata Min Seo, dengan masih mengulang kata maaf.
"Berhentilah mengatakan itu!" suruh Eun Young. Kenapa Min Seo harus meminta maaf, yang salah bukan hanya dia, jadi berhentilah untuk meminta maaf, jangan selalu menyalahkan diri sendiri.
"Maaf.. aku minta maaf."
"Berapa kali kau berkata "Aku minta maaf"?. "
"Maaf, maaf mm ...."
Eun Young akhirnya memutuskan untuk pergi juga, "Aku juga akan pergi."
Engga ada yang bisa Min Seo lakukan, engga juga bisa mencegah kepergian Eun Young. Ia hanya melihat punggung Eun Young yang semakin menjauh.
Jeonghun pergi ke tepi pantai dan menyendiri, memikirkan banyak hal. Tentang masa depannya, tentang sikapnya pada Min Seo dan Eun Young. Kenapa Jeonghun harus marah saat Min Seo engga mengatakan yang sebenarnya, padahal Jeonghun sendiri masih menyimpan rahasia yang engga diketahui oleh Min Seo maupun Eun Young.
Setelah berpisah dari Jeonghun dan Eun Young, Min Seo pergi ke resort milik keluarganya. Ia memohon pada staff resort mengenai keberadaan dirinya jangan sampai ada orang yang mengetahuinya, termasuk orang tua Min Seo sendiri.
Min Seo menelpon ibunya,
"Apakah Kau baik-baik saja Minseo?. Di mana Kau sekarang Minseo? Apakah kau terluka?." tanya ibunya yang sangat menghkhawatirkan keberadaan Min Seo.
"Mom aku baik-baik saja. Apakah ayah marah padaku?." tanya Min Seo.
Mendengar kalau Min Seo menelpon, Ayahnya langsung merebut telepon yang sedang digunakan ibu Min Seo, "Dengarkan apa yang aku. Kau tidak bisa pulang, kau tidak boleh berada di sekitar kami. Jika pers tahu itu akan jadi berantakan semuanya. Pengacara kita akan menangani semuanya, lakukanlah apa yang ayah katakan." suruh Ayah Min Seo.
Eun Young pergi ke tepi pantai, lalu menelpon ibunya karena khawatir.
"Jangan khawatir tentang aku, bekerja keras keraslah." jawab ibu Eun Young yang sama sekali engga mengetahui tentang peristiwa yang baru dialami Eun Young.
"Terima kasih ibu ... aku akan mengunjunginmu segera dan membawa Kau sesuatu yang lezat. Maaf aku benar-benar harus pergi sekarang." ucap Eun Young.
Ketiganya berpisah, tapi kasus pembunuhan masih belum terpecahkan. Polisi masih mencurigai ketiganya terlibat dalam kasus kematian Yong Ae, sampai kapan mereka harus melarikan diri seperti ini? Dan siapa yang sebenarnya bertanggung jawab atas kematian Yong Ae?
bersambung...