Penulis: W. Somerset Maugham
Penerjemah: Tanti Lesmana dan Rosi Simamora
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun: 2011
Hlm: 304
ISBN: 978979227750
Review:
Kitty tahu bahwa dirinya cantik dan ceria, ia sadar dirinya dangkal tapi selalu berpikir bahwa ia memang dibesarkan seperti itu dan merasa tidak ada masalah dengan hal tersebut. Dan Kitty tahu Walter yang dingin itu sangat mencintainya. Jenis cinta mendalam dan menerima Kitty apa adanya. Hanya saja Kitty tidak pernah tidak pernah mencintai Walter Fane, suaminya.
Sampai suatu ketika Walter tahu Kitty menjalin affair dengan Charlie. Walter akhirnya memberikan pilihan pada Kitty untuk ikut dengannya ke daerah Cina Selatan, Mei-tan-fu, tempat wabah kolera merajalela atau diceraikan dan menanggung malu. Dengan histeris Kitty pergi untuk mengabari Charlie mengenai keputusan suaminya. Kitty mengira Charlie akan setuju untuk menceraikan istrinya dan menikahi Kitty setelah ia bercerai dari Walter. Namun Kitty mendapati bahwa Charlie tak lebih dari lelaki dangkal yang narsis dan hanya mementingkan diri sendiri. Dengan berat hati Kitty akhirnya bersedia ikut Walter pergi. Ia pergi sambil mengira Walter menghukumnya. Pikirnya Walter ingin Kitty mati terkena wabah kolera.
Tapi benarkah Walter menginginkan Kitty mati?
Novel ini sarat dengan apa yang kita sebut proses pendewasaan diri. Kitty digambarkan sebagai perempuan dangkal sebagaimana ia dibesarkan oleh keluarganya. Ia bosan setengah mati terhadap Walter Fane meskipun tahu Walter sangat mencintainya dan selalu sayang padanya. Ia pun menyadari bahwa Walter adalah lelaki tampan, baik hati, cerdas, dengan tata krama tak bercela namun Kitty menyayangkan dengan segala kesempurnaan itu Walter tak bisa membangkitkan perasaan untuk dicintai.
"Aku tahu kau bodoh, dangkal, dan berkepala kosong. Tapi aku mencintaimu. Aku tahu tujuan-tujuan dan cita-citamu vulgar dan norak. Tapi aku mencintaimu. Konyol kalau kupikir-pikir betapa kerasnya aku merasa berusaha terhibur dengan hal-hal yang kausukai, dan betapa aku ingin menyembunyikan darimu bahwa aku tidaklah bebal, vulgar, suka bergosip dan tolol." Walter p. 82-83
Walter Fane sendiri mulanya digambarkan dingin, cerdas dan tidak bisa ditebak hingga akhir. Hanya saja seiring waktu berjalan mulai terkuak bahwa Walter memiliki kapasitas mencintai yang sangat besar. Walter menyayangi bayi-bayi terlantar, sangat baik, tegas, dan mampu mengatasi berbagai masalah di daerah yang terjangkit kolera dengan taktis. Semua orang di Mei-tan-fu memujanya, menganggapnya malaikat. Namun hanya Kitty yang belum bisa melihat sisi Walter yang penuh kasih sayang.
"Aku tidak pernah mengharapkan kau mencintaiku, aku tidak melihat alasan apa pun yang bisa membuatmu bisa mencintaiku, aku tidak pernah menganggap diriku sangat layak dicintai. Aku bersyukur sudah diperbolehkan mencintaimu, dan aku sangat bahagia kalau sesekali kupikir kau merasa senang padaku, atau kalau kulihat di matamu ada sedikit saja binar-binar rasa sayang." Walter p.83
Seiring perjalanan waktu, Kitty mulai membuka mata terhadap dunia. Di Mei-tan-fu tempat wabah Kolera mengganas, ia mulai melihat China dari sudut pandang yang berbeda, ia menyadari bahwa asia menyimpan kultur ribuan tahun yang elok dan mendekati mistis. Selama ini ia hanya memandang bahwa orang asia penuh dengan orang-orang barbar dan jorok, namun setelah ia membuka pikirannya ia jadi bisa melihat sisi indahnya China. Siapa yang tahu ditempat wabah kolera menyerang ada sepasang pemilik cinta unik tersimpan disana.
Kitty juga mulai memahami apa itu arti kematian setelah melihat korban meninggal akibat kolera. Bahkan ia mulai menyadari kesalahannya kepada Walter kemudian meminta maaf dan berharap mereka bisa setidaknya berteman setelah pengkhianatannya. Karena menurutnya hidup terlalu singkat dan ia tak ingin Walter hidup dengan memandang dirinya hina selama-lamanya. Butuh waktu lama untuk Kitty membuka pikiran dan melihat segala sesuatu dari sudut pandang baru.
"Hanya dia, Kitty, yang selama ini buta terhadap kelebihan-kelebihan Walter. Mengapa? Karena Walter mencintainya, sedangkan dia tidak mencintai Walter?" Kitty p.154
Ia mulai menyadari betapa kesepiannya Walter. Suaminya sangat sensitif dan pemalu sehingga selalu memasang topeng dingin setiap saat. Ia menyadari bahwa Walter sangat mengerti dirinya luar dalam dan bahkan setelah pengkhianatannya Walter masih memperlakukannya dengan tata krama tak bercela. Dan Kitty menyesali sikapnya selama ini yang dangkal.
Bersama Kitty, kita diajak untuk melihat perjalanan hidup manusia. Manusia membutuhkan proses yang panjang untuk menjadi dewasa. Untuk menguatkan kedangkalan Kitty ada cerita flashback yang menceritakan proses bagaimana gadis-gadis kelas atas Inggris dibesarkan. Kemudian perlu adanya konflik mencolok serta perubahan lingkungan dan bertemu dengan orang-orang baru yang dibutuhkan untuk menyadarkan Kitty. Untuk menerima diri sendiri dan orang lain. Untuk saling memaafkan. Untuk mau membuka pikiran melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang baru.
Kisah dalan novel berjudul The Painted Veil ini sangat intense dan indah. Meskipun saya masih dibuat penasaran oleh apa yang sebenarnya dipikirkan oleh Walter--yang sampai akhir kisah tidak dapat ditebak sama sekali tapi kisahnya tetap menyenangkan untuk diikuti. Dan kalau saja Walter tidak pemalu, pasti karakter Walter bisa lebih lovable mengingat betapa besar Walter mencintai Kitty.
Untuk pertama kalinya saya menikmati novel historical fiction setelah sebelumnya trauma akan terjemahannya yang biasanya sulit dimengerti. Untuk beberapa kalimat menurut saya masih ada yang boros kata namun secara keseluruhan terjemahannya sangat enak dibaca dan tanpa typo. Salute. Covernya juga cantik, penuh dengan hiasan bunga berwarna pink, entah bunga apa. Sepertinya sih bunga sakura. Gambar covernya sendiri sama dengan cover filmnya ya~ dan jujur filmnya pun juga sama indah lho. Akhir kata, empat bintang saya persembahkan kepada novel ini~
PS: Thanks to Gramedia for chosing my review as one of #ResensiPilihan and gave me this lovely and unforgettable Historical-Fiction for me. XD
Untuk pertama kalinya saya menikmati novel historical fiction setelah sebelumnya trauma akan terjemahannya yang biasanya sulit dimengerti. Untuk beberapa kalimat menurut saya masih ada yang boros kata namun secara keseluruhan terjemahannya sangat enak dibaca dan tanpa typo. Salute. Covernya juga cantik, penuh dengan hiasan bunga berwarna pink, entah bunga apa. Sepertinya sih bunga sakura. Gambar covernya sendiri sama dengan cover filmnya ya~ dan jujur filmnya pun juga sama indah lho. Akhir kata, empat bintang saya persembahkan kepada novel ini~
PS: Thanks to Gramedia for chosing my review as one of #ResensiPilihan and gave me this lovely and unforgettable Historical-Fiction for me. XD