Kita mundur sedikit untuk melihat kalau Chi Soo datang ke rumah Eun Bi lebih dulu dan melihat Eun Bi memanggil bayangan dirinya meninggalkan ayah, “Jangan pergi! Jangan pergi!” Ia meninggalkan rumah Eun Bi dan mulai menangis, karena apa yang dilihatnya mengingatkannya pada ibunya. Memegang sebuah foto, ia pun menangis dengan cara yang sama.
Ia pun berbalik dan kembali ke rumah Eun Bi, tapi sayangnya ia terlambat. Ia ternganga melihat Kang Hyuk menghibur Eun Bi dan wajahnya terlihat terganggu melihat Eun Bi tersenyum di pelukan Kang Hyuk.
Chi Soo pergi, sekarang ia marah pada airmata yang terlanjur dikeluarkannya. Ia menyeka air matanya dan membuang saputangannya ke tanah.
Akhirnya ia hanya melamun di Cha Coffe dimana temannya Hyun Woo bekerja. Chi Soo bertanya apakah guru magang mereka itu sudah menikah dan Hyun Woo berkata tidak, bahkan Eun Bi tidak punya pacar.
Ia bertanya pada Hyun Woo: jika seseorangnya seseorang-seseorang meninggal dan seseorang-seseorangnya itu menangis dan dipeluk oleh seseorang yang lain, kemudian ada hubungan apa seseorang itu dengan seseorang yang lain? lol. Waduh Chi Soo ni omongannya ga jelas sama sekali.
Ia akhirnya berkata kalau ayah guru magang mereka sudah meninggal dan ia menangis di pelukan pria lain, jadi …..apa artinya itu?
Hyun Woo berpikir kalau pertanyaan itu tidak penting bagi mereka berdua. Jika situasinya seperti itu, “Mungkin ia hanya menghiburnya.” Chi Soo tampak tercengang mendengar kata baru yang tidak pernah ia dengar sebelumnya. Ia berjuang untuk mengulanginya, “M…menghibur….?
Eun Bi bersiap untuk pergi kerja di rumah ayahnya. Ia berhenti ketika melihat sikat gigi yang telah rusak di kamar mandi. Ia memperkuat dirinya untuk menemui Kepala Sekolah karena telah memukul Chi Soo dengan bola voli dan berjalan keluar kamar mandi.
Tapi ia tidak melihat ada seseorang yang tertidur di bawah tangga. Ia melihat sebuah kaos kaki di tanah diluar pintu, ia pun memungutnya. Ia dengan berani membauinya, mengernyitkan hidungnya dengan ngeri, “Ayah?!”
Sesaat kemudian Kang Hyuk terbangun di bawah tangga, ia telah tertidur sambil memegang foto Eun Bi. So sweet. Itu tadi pasti kaos kakinya.
Tapi pagi Chi Soo berbeda, seorang asisten pribadi membantunya memakai baju, memakaikan asesoris dan menyemprotkan cologne. Ia mengganggu salah satu rapat ayah pagi itu. (Rencana untuk membuka restoran fusion dengan chef dari Le Cordon Bleu yang namanya sangat berbau Jepang. Jangan-jangan Kang Hyuk nih.)
Ia bertanya pada ayah apa yang harus dilakukannya untuk menghibur seseorang, ia masih mengatakannya seperti kata yang asing. Ia menjelaskan kalau itu untuk seseorangy yang keluarganya meninggal dan seseorang dalam rapat itu menyarankan kalau ia harus memberikan uang dan karangan bunga yang besar.
Chi Soo berkata tidak, tidak seperti itu, sesuatu yang bisa ia lakukan dengan sebuah tindakan atau kata-kata. Seseorang menambahkan: “Oh, jadi kau harus melipat gandakan uang yang akan kau berikan dan mengirim karangan bunga dua kali lebih besar.” Chi Soo, “Oke!” Bukannya itu sama saja dengan yang tadi? lol.
Eun Bi berhenti lagi, kali ini ia menemukan saputangan di tanah. Ia memungutkan dengan penasaran dan membauinya. Ia segera mengenalinya, “Cha Chi Soo?!” Ia memegang kaos kaki di satu tangan dan saputangan di tangan yang lain. Memandang keduanya dengan ragu.
Ia merenungkan kedua bau itu. Di atas atap, Kang Hyuk terbangun dan melambaikan tangan padanya, tapi Eun Bi tidak melihatnya.
Eun Bi duduk di sebuah kafe, So Yi dan temannya masuk ke dalam kafe tersebut. Ia duduk didekat Eun Bi dan meminta maaf atas tindakan Chi Soo kemarin. Eun Bi menatapnya dengan penasaran, bertanya-tanya kenapa ia meminta maaf untuk sesuatu yang diperbuat Chi Soo. Ia merenung kalau meminta maaf adalah hal yang mudah baginya.
So Yi merasakan ada getaran yang buruk dan bertanya apakah ia sudah berbuat salah. Eun Bi pun berterusterang dan berkata ya, caranya memperlakukan Ba Wool sangat tidak disukainya,juga permintaan maafnya untuk kesalahan Chi Soo. Eun Bi berkata ketika ia melihat So Yi dan Chi Soo, ia mengkhawatirkan tentang masa depan.
Eun Bi berkata kalau kelihatannya mereka tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah. So Yi tersenyum hampa dan membalas dengan pedas kalau seharusnya guru jadi polisi saja. Ia menekankan kalau mungkin Eun Bi memilih profesi guru untuk stabilitas dan pendapatan dan seperti itu juga dirinya, kenapa ia menyukai Chi Soo, karena ia selalu membuat semuanya menjadi mudah.
Di sekolah, Eun Bi langsung menuju ke kantor Kepala Sekolah, dimana ia disuruh untuk menandatangani banyak dokumen yang berisi pengakuan bersalahnya dan yang terakhir menunjukkan kalau ia harus meminta maaf pada Chi Soo karena telah mempermalukannya. Kata-katanya harus tepat, untuk memenuhi syarat-syarat penerimaannya kembali.
Sedangkan Chi Soo meminta pada Hyun Woo untuk memperbaiki amplop uangnya, dimana ia hanya menulis “menghibur” dalam hangul biasa dan Hyun Woo mencoretnya dan menuliskan huruf China yang benar. Chi Soo memasukkan uang ke dalamnya dan tersenyum membayangkan apa yang akan terjadi. Sungguh manis apa yang dilakukannya. Sebenarnya ia sangat tulus pada ide menghibur Eun Bi, hanya saja metodenya sangat salah.
Eun Bi bertemu dengannya di lorong, ia siap membuang harga dirinya dan meminta maaf karena sudah mempermalukannya. Tapi Chi Soo memberikan amplopnya dulu. Eun Bi bertanya apa itu dan Chi Soo menyuruhnya untuk mengambilnya, menunggu ucapan terimakasih darinya dengan sebuah senyuman.
Eun Bi membukanya dan masih tidak mengerti kenapa ada banyak uang didalamnya. Chi Soo menjelaskan itu karena ayahnya mati dan untuk mempertimbangkannya sebagai subsidi (pada dasarnya seperti bantuan keuangan bagi yang memerlukan. Dengan bangga ia menambahkan kata “menghibur” untuk menjelaskan untuk apa uang itu.
Eun Bi menghela napas dalam-dalam dan memutuskan untuk tidak kehilangan kesabarannya. Ia memberitahu Chi Soo dengan manis untuk mengambil amplopnya lagi. Chi Soo terkejut, dan bertanya kenapa. Ia tersadar mungkin ia tidak memasukkan cukup uang ke dalamnya. Ia pun segera mengeluarkan uangnya lagi. Wah, ia benar-benar menggali lubang kuburnya sendiri.
Ia mulai menghitung lebih banyak uang saat Eun Bi meletakkan tangannya di dadanya untuk menahan kemarahannya. Ia teringat kata-kata So Yi yang konyol dan mencoba untuk mengatakan permintaan maafnya agar ia bisa menyelamatkan pekerjaannya.
Ia mulai berbicara dengan terbata-bata, “ Karena telah mempermalukanmu…..maaf…”Tapi ia kemudian teringat kata-kata ayahnya untuk mendengarkan kata hatinya, jadi walaupun kau tidak punya apa-apa, kau masih bisa mengangkat kepalamu tinggi-tinggi.
Ia melihat amplop itu dan menyelesaikan perkataannya, “…..maaf? Ya benar!” Eun Bi menampar Chi Soo dengan amplop ditangannya. Uangnya bertebaran dan siswa-siswa berebutan memungutnya.
Amplop itu menempel dipipi Chi Soo. Eun Bi mengkoreksi kata-katanya, jika ia berkata tentang orang yang lebih tua, ia harus menyebutnya meninggal bukan mati. Ia pun berbalik dan pergi. Chi Soo marah dan berteriak, “Guru magang! Berhenti!”
Ia merenggut amplop itu dan meninggalkan noda tinta di wajahnya dari kata menghibur yang ia tulis diatasnya. Ia berkata kalau sekali adalah peringatan dan kalau ia melakukan dua kali, ia layak untuk dipecat. Eun Bi pun mengalahkannya.
Sambil merenggut tanda pengenalnya, ia mengumumkan kalau Chi Soo tidak akan mendapatkan kesempatan, karena ia berhenti. Ia melemparkan tanda pengenalnya ke tanah. Chi Soo bingung, ia ingin tahu kenapa Eun Bi melakukan ini, “Aku menerima permintaan maafmu dan memberi hiburan! Jadi kenapa….”
Eun Bi: “Kenapa aku memukulmu lagi? Apakah kau sekarang penasaran kenapa kau dipukul?”
Chi Soo menjerit kalau ia harus tahu alasannya sekarang. Eun Bi mencondongkan badannya, “Alasan kenapa kau dipukul…..Apa kau pikir aku akan memberitahumu?”
Chi Soo menatapnya dengan tercengang, “Apa?!” Eun Bi: “Tentu saja aku tidak akan memberitahumu. Jadi kau bisa mati penasaran.” Ia memberitahunya kalau orang seperti dirinya tidak akan mengerti juga, karena ia tidak mengerti perbedaan antara omong kosong dengan pasta kedelai ataupun benar dan salah. Eun Bi pun melangkah pergi.
Chi Soo berteriak padanya untuk berhenti dan Eun Bi berbalik untuk terakhir kalinya, Ia menudingkan salah satu jarinya lurus ke arahnya, “ Kau benar-benar busuk hari ini. Terutama disana.” Ia menunjuk noda di wajahnya, “Noda itu tertinggal di wajahmu. Ups.” Eun Bi menggunakan kata busuk/bau yang artinya menjijikkan dan juga bau.
Ia pun pergi dengan desahan penuh kepuasan, meninggalkan Chi Soo yang marah.
Eun Bi keluar dari sekolah dan Ba Wool mengejarnya, ia berteriak padanya: “Noona! Kau sangat keren!....Paku Eun Bi belum mati!” Eun Bi mencium jempolnya dan melambaikannya pada Ba Wool dan Ba Wool pun melakukan hal yang sama.
Ketika ia berada diluar gerbang, ia membentangkan tangannya ke udara, seperti beban berat telah terangkat dari pundaknya dan menyanyikan lagu, “Sekarang….Aku….”
Scene di potong dan berganti ketika Eun Bi menangis sambil makan kaki ayam, “Sekarang, bagaimana aku hidup dan makan?”Whahahaha. Dong Joo memberitahunya kalau seharusnya ia menelan harga dirinya dan meminta maaf. Eun Bi bertanya-tanya bagaimana ia bisa melakukan itu. Itu adalah rencananya, tapi ternyata tidak berjalan seperti yang diharapkannya.
Ayah Chi Soo bertanya pada sekretarisnya apa yang dikatakan rumah sakit dan mendapatkan laporan kalau memerlukan beberapa sesi untuk menghilangkan semua bekas tinta itu. Ayah: “Untungnya itu bisa dihilangkan. Luka yang ditinggalkan oleh seorang wanita…..itu bertahan seumur hidup.”
Chi Soo berbaring di tempat tidur seperti seorang putri, bungkusan es menempel diwajahnya. Ia pun duduk. Ia masih merasa sangat marah.
Paginya, Eun Bi berkeliling kota untuk menyebarkan brosur les, menyebutkan olahraga sebagai keahliannya dan bahasa Inggris dan matematika sebagai pengecualian.
Ia mendapatkan telpon dari seseorang dan bergegas untuk menemuinya. Orang itu ternyata ayah Chi Soo. Ia memintanya untuk kembali ke sekolah dan ia akan berkata kalau ia sudah mendengar permintaan maaf karena telah mempermalukan Chi Soo.
Walaupun semalam ia menyesalinya, sekarang ia bertahan dan berkata tidak. Ia menduga kalau Chi Soo merasa malu karena ia berhenti karena keinginannya sendiri dan ingin mengembalikan posisinya untuk memecatnya secara pribadi, “Aku tidak mau terlibat dalam permainan Chi Soo lagi.”
Secara tidak sengaja ia memecahkan sebuah cangkir, ia pun menawarkan diri untuk membayarnya. Ayah berkeras kalau itu bukan hal yang besar, tapi Eun Bi bertanya kepada pelayan berapa harganya. Ternyata harganya $3500 sebuah. Ia tersedak dan berpikir. Ayah meyakinkannya bahwa ini tidak apa-apa, karena mereka punya ratusan cangkir yang sama di rumah.
Ayah: “Tapi didalam rumah ini, ada satu yang tidak boleh pecah, Cha Chi Soo. Walaupun semua barang yang lain pecah, yang penting bukan Cha Chi Soo, tidak satu rambut pun, bahkan kuku tidak boleh rusak. Cha Chi Soo yang kau pukul dua kali dan kau sakiti perasaannya.”
Ayah menawarkan untuk memberinya apa saja asalkan ia kembali ke sekolah, tapi Eun Bi tetap menolak sampai akhir.
Di lift, ia mencaci maki dirinya sendiri karena melepaskan kesempatan emas hanya karena harga dirinya dan menempelkan iklan lesnya didalam. Ia bertemu dengan wanita yang masih senang mendapatkan saputangan dari Chi Soo yang digunakan untuk menggodanya hari sebelumnya dan Eun Bi mencium aroma yang dikenalnya.
Chi Soo ditelpon oleh ayahnya yang berkata kalau Eun Bi menolak tawarannya. Ia menjadi sangat marah, memanggil ayahnya Presdir Cha, seperti seorang karyawan. Ia berteriak meminta Eun Bi dibawa ke depannya dan ketika ayah berkata kalau itu tidak bisa dilakukannya, ia ternganga, “T-tidak bisa dilakukan? Di dunia ini apa yang tidak bisa dilakukan?Di dunia ini apa yang tidak bisa kau lakukan?”
Ketika ia berdiri, kita melihat kalau ia menerima telpon didalam kelas ditengah-tengah pelajaran.
So Yi terpilih menjadi penari tunggal dalam resital tari. Ia menelpon Ba Wool, merengek kalau Chi Soo tidak menjempunya dan ia membutuhkan tumpangan. Ba Wool memberitahunya untuk tidak menelponnya lagi. Ia juga akan mengganti nomor telponnya.
Chi Soo berkeliling kota dan menelpon pamannya yang seorang polisi untuk melacak Eun Bi. Pamannya menduga kalau sekarang ia sedang mencari pekerjaan mengajar atau makan ramen instan di sebuah minimarket….dan itu yang benar-benar dilakukan Eun Bi ketika Chi Soo menemukannya.
Ia akan memakan ramennya ketika ada tiga anak SMA yang mencoba untuk mengganggunya agar ia keluar dari tempat duduknya dan Eun Bi gantian yang mengganggu mereka. Mereka meminta Eun Bi untuk membelikan rokok dan Eun Bi memarahinya sebagai guru.
Chi Soo muncul dan menjatuhkan satu boks rokok supaya mereka pergi dan duduk di meja. Eun Bi bertanya apa yang ia lakukan dan Chi Soo berkata kalau ia tidak perlu mengucapkan terimakasih, karena ia tidak ingin ada seseorang yang berdengung di sekitar mangsanya. Tapi yang dimaksud Eun Bi, apa yang ia lakukan, ia sudah membelikan rokok untuk anak-anak SMA. Eun Bi pun berlari untuk mendapatkan rokok itu lagi.
Eun Bi merebut rokok itu dan melemparkannya ke jalan, dimana rokok itu langsung terlindas. Hal itu membuat anak-anak SMA itu marah dan mereka berlari mengejarnya, berteriak- teriak. Eun Bi mulai berlari dan mereka hampir menangkapnya, tapi Chi Soo sudah menyalakan mobilnya.
Dihadapkan oleh pilihan untuk berkelahi atau melarikan diri, ia memilih untuk masuk kedalam mobil dan pergi.
Chi Soo membawanya ke tepi sungai dan kemudian dengan sebuah desahan, ia berpaling padanya dengan putus asa. Eun Bi memarahinya karena telah membelikan rokok. Chi Soo tidak mengerti apa masalahnya yang penting ia bisa menyingkirkan mereka.
Eun Bi: “Dengarkan Cha Chi Soo. Aku hanya akan mengatakannya sekali. Siswa SMA tidak boleh merokok. Penghiburan adalah sesuatu yang tidak bisa kau hitung dengan uang dan mempermainkan perasaan orang, melemparkan umpan ketika kau tidak serius…….terkena pukulan karena itu tidaklah cukup.”
Chi Soo berhenti: “Ah….jadi karena itu?” Chi Soo terlihat mengerti apa yang dikatakan Eun Bi. Ia pun berbalik menghadapnya, “Orang yang memukulku bukanlah guru magang Yang….orang itu adalah Yang Eun Bi? Bukan seorang gangster, tapi seorang gadis?”
Chi Soo mencondongkan badannya mendekat. Merasa bingung, Eun Bi menjauhkan diri darinya. Chi Soo melayang diatasnya, menambahkan kalau itu pasti karena apa yang dilemparkannya yang membuatnya gemetar, “Karena kau melihatku sebagai seorang pria.”
Eun Bi menyela perkataannya, tiba-tiba ia meletakkan tangannya dibelakang leher Chi Soo. Ia menatapnya dan mulai mencondongkan badannya. Sekarang, Chi Soo mulai gelisah, hatinya mulai berdebar.
Ia semakin mendekatkan badannya, dan mengarah pada bibirnya. Chi Soo mulai merasa gugup. Eun Bi mencondongkan badannya ke telinganya….”Aromamu….benar-benar busuk. Jika kau ingin mengatakan hal itu pada noona, pertama-tama ubah colognemu dulu, nak.”
Hahaha, Eun Bi balas dendam.
Chi Soo mengejek dalam kekagetannya dan menyentaknya kembali ke dalam mobil ketika ia berusaha untuk keluar. Ia ingin tahu kenapa ia melakukan ini ketika ia tidak akan mendapatkan apapun untuk dirinya sendiri. Ia bertanya-tanya apakah itu karena ia punya pria lain.
Kebingungan, Eun Bi bertanya apa maksud perkataannya dan Chi Soo mengingatkannya kalau ia bersandar dan menangis pada seorang pria, “Atau itu hanya pilar?” Ia menyebut ide cinta Eun Bi yang kuno, bertanya-tanya apakah ia sudah membuangnya dan sekarang ia melompat ke seorang pria baru yang tiba-tiba muncul.
Eun Bi: “Tentu saja. Aku tidak tahu siapa orang itu, tapi ia lebih baik darimu. Lebih baik daripada seorang anak yang tidak memberikan apapun kecuali aroma colognenya.”
Chi Soo: “Apa kau tahu cologne apa ini?”
Eun Bi: “Ada nama untuk bau itu?”
Eun Bi keluar dari mobil dan dengan sebuah jeritan, Chi Soo pergi meninggalkan Eun Bi di pinggir sungai untuk kedua kalinya.
Ia kemudian bersama So Yi yang bertanya apakah ada sesuatu yang terjadi. So Yi berkata kalau ada sesuatu yang terjadi padanya dan meminta Chi Soo untuk memeluknya. Chi Soo mengernyit, tapi ia tetap menurut. Ia kemudian berpikir dan berkata, “Aku akan menciummu.”
So Yi menutup matanya dan menunggu, tapi Chi Soo berhenti di dekat bibirnya, menatapnya seperti ada sesuatu yang tidak benar. Ia akhirnya berkata, “Apa bau cologne ku sangat tidak enak?”
So Yi berjalan ke rumahnya dan menemukan Ba Wool menunggu disana. Ia berkata kalau So Yi tidak ada di studio tarinya, walaupun ia memerlukan tumpangan. Ba Wool mendesah kalau akhirnya ia pulang juga dengan utuh, jadi ia bisa pergi sekarang. So Yi menghentikannya dengan sebuah pelukan, bersandar padanya dengan senyuman lebar. Ia mendesah, “Ini Ba Wool. Ini aroma Ba Wool.” Ba Wool terkejut dan membalas pelukannya.
Chi Soo tiba dirumah, tapi pelayan pribadinya menghentikannya karena mereka menemukan sesuatu di mobilnya, sebuah kaos kaki dan satu set kunci.
Eun Bi tiba didepan rumahnya…dan tahu kalau ia kehilangan kuncinya. Ia memarahi dirinya dan bertanya-tanya apa yang harus dilakukannya, tapi ia melihat kalau pintunya tidak terkunci. Ia masuk dengan hati-hati, tapi kemudian membaui sesuatu yang familiar, “Ayah?”
Ia menemukan makan malam diatas meja, tapi tidak melihat seorang pun disana. Ia pun menelpon Dong Joo untuk bertanya apakah ia yang menyiapkannya dan berkata kalau ia pulang kerumah dan mencium bau ayahnya serta ada makam malam diatas meja. Eun Bi makan dengan gembira dan di pojok dibelakang sofa, kita melihat Kang Hyuk tidur tanpa satu kaos kaki.
Kaos kaki itu ada di tangan Chi Soo yang sekarang juga terosesi dengan bau seperti Eun Bi. Ia mengambil kaos kaki itu (setelah menutupi tangannya dengan saputangan terlebih dahulu) dan membauinya. Ia terbatuk-batuk dan menyemprotkan banyak cologne untuk menghilangkan bau busuk. Ia memandang gantungan kunci itu dan melihat ada foto Eun Bi muda dengan ayah.
Ia bertanya pada Hyun Woo dimana Eun Bi tinggal dan bertanya lagi apakah ia benar-benar tinggal sendirian, apakah ia tidak punya oppa atau siapapun. Hyun Woo memastikan kalau ia adalah anak tunggal yang membuat Chi Soo tidak senang. Chi Soo memintanya untuk mengembalikan kunci itu dan Hyun Woo berkata kalau ia akan mengembalikannya, hanya saja ia bekerja sampai malam dan ia tidak ingin guru magang membeku karena harus tidur diluar rumah. Chi Soo pun pergi, ia mengantarkan kunci itu sendiri.
Sedangkan Kang Hyuk terbangun dan mengecek apakah Eun Bi sudah pulang. Ia menemukan Eun Bi sudah tertidur. Ia membetulkan selimutnya dan melepaskan kacamatanya. Semuanya bagus, hanya saja Eun Bi belum tahu kalau ia juga tinggal disana. Ia melihat saputangan Chi Soo di meja dan mengambilnya.
Chi Soo tiba di rumah Eun Bi dan segera masuk, ia memanggil guru magang, tapi Kang Hyuk yang keluar, mengenakan saputangan Chi Soo sebagai ikat kepala. Ia menatap ke bawah dan melihat Chi Soo memegang kaos kakinya. Ekspresi keduanya seperti, siapa pria ini.
Chi Soo bertanya dimana guru magang dan Kang Hyuk berkata kalau “istrinya” sedang tidur. Chi Soo menyuruhnya untuk memberikan barang-barang ini pada “istrinya” dan menambahkan kalau ia harus menyampaikan pesan bahwa, jika ia hanya bersandar pada kaos kaki yang bau dan restoran ini, sebaiknya ia kembali ke sekolah saja atau ia akan berbuat sesuatu sehingga ia tidak dapat mengajar lagi.
Ia berbalik pergi tapi Kang Hyuk bergumam kalau ia tidak punya bau. Chi Soo berbalik dan menghadapinya, “Apa yang kau katakan?” Kang Hyuk langsung mendekatinya dan mencium baunya.
Kang Hyuk: “Mmm…yak…tidak berbau. Bahkan bawangpun punya bau, tapi kau tidak Park Chi Soo. Rumah berbau, beras berbau, Ibu juga punya bau. Park Chi Soo, apakah kau juga makan?”
Chi Soo mengambil bawang dan melemparkannya ke lantai, “Sudah cukup untuk punya satu guru magang yang sombong. Namaku bukan Park Chi Soo. Namaku Cha Chi Soo!”