Sinopsis Flower Boy Ramyun Shop episode 2 part 2 :
Eun Bi mulai mengajar dan tugas pertamanya adalah mengurus masalah satu orang siswa nakal.
Anak nakal itu adalah Kim Ba Wool.
Lebih memilih buat jadi brandalan ketimbang masuk sekolah.
Tapi Kim Ba Wool punya alasan kenapa ia memilih hal itu.
Karena ada sebuah tempat yang benar-benar menerima dirinya dan teman-temanya apa adanya..
Pria baik hati yang menerima anak-anak berandalan seperti Kim Ba Wool dan teman-temannya adalah ayah Eun Bi.
Ayah Eun Bi membuka sebuah toko ramen yang hampir bangkrut, karena engga ada pelanggan yang datang.
Dan ia pun dengan sukarela membagi ramennya buat anak-anak seperti Ba Wool.
Instruktur menyuruh Eun Bi untuk mengatasi masalah Ba Wool. "Ba Woo itu adalah petarung terbaik dari sekolah kita. Mata pelajarannya yang sangat ia kuasi adalah kabur dari rumah dan pelajaran tambahannya adalah perkelahian antar geng. Dia juga ahli dalam balas dendam.Ia juga pandai mengambil uang anak-anak. Tepatnya dia adalah virus ganas untuk kelas kita." Instruktur menjelaskan tentang karakter Ba Wool.
"Karena itu. . . Guru Yang, setelah kelas selesai, pergilah dan bawa kembali si Bo Woo. Pastikan kau membawanya kembali besok. Atau aku tidak akan menerima reviewmu."
Hubungan Eun Bi dan Ayahnya memang sedang engga membaik. Tapi, demi pekerjaan, ia harus ke tempat ayahnya untuk menemukan Ba Wool. Eun Bi datang ke toko ramen ayahnya. Ia melihat tulisan yang terukir di meja pelanggan. "Kalau itu Eun Bi, dia pasti bisa."
Ayahnya keluar dari dapur, Eun Bi langsung bertanya. "Kim Ba Wool sering datang kesini kan?"
"Apa itu yang akan kau katakan kepada Ayahmu setelah lama tidak bertemu?" jawab ayahnya.
"Aku datang kesini setiap hari libur" jawab Eun Bi.
"Kau selalu datang ke makam Ibumu. Sudah lama kau tidak datang ke restoran ini." jawab ayah Eun Bi.
"Kenapa aku harus datang kesini ketika aku keluar karena bosan dan lelah dengan bau ramen?!" jawab Eun Bi.
"Aku dengar kau menjadi seorang guru praktek di SMA Cha Sung. Aku dengar dari Pelatih Suh."
"Dimana Ba Wool?" tanya Eun Bi.
"Dia pergi setelah memakan ramen."
"Ayah ini apa? Berhenti memberi makan dan menyediakan tempat tinggal untuk brandalan seperti mereka." ucap Eun Bi.
"Mereka datang kesini untuk makan ramen. Apa yang bisa aku lakukan? Mereka bisa dibilang sebagai pelanggan. perut mereka harus kenyang. " jawab ayah.
"Semuanya masih sama kecuali Ibu yang tak ada disini." ucap Eun Bi.
"Kenapa ibumu tidak disini? Ibumu. . . ada disini." jawab ayah seraya menunjuk ke bagian dadanya.
"Ada apa, Ayah? Karena bisnis tidak berjalan lancar, sehingga ayah menonton drama? Ibu ada disini, dan itu sebabnya Ayah ingin memasak ramen saat pemakaman selesai? Ayah, Ibu tidak di dalam sini. Aku percaya yang ada di hati ayah hanya ramen." jawab Eun Bi kesal.
"Pelatihan guru praktek ini sangat penting bagiku. Karirku bergantung pada itu. Jadi tolong, Ayah, jangan memberikanku masalah lagi." pinta Eun Bi.
"Coba di tempat daur ulang. Bo Wool ada disana." jawab Ayah.
Bo Wool memang ada di tempat daur ulang, ia sibuk dengan perkelahiannya dengan berandal lain.
Sampai akhirnya Eun Bi datang dan menghentikan perkelahian itu..
"Noona, noona, yakult! Yakult!" tawar Ba Wool pada Eun Bi. Sikap Ba Wool berubah, ia sangat menghormati Eun Bi terlebih karena kebaikan ayah Eun Bi padanya.
"Kenapa kau bertingkah seperti amatir?" tanya Eun Bi. "Kau lebih baik datang ke sekolah mulai besok."
"Tentu saja itu." jawab Bo Wool. "Aku akan datang ke sekolah karena Noona. Tapi Noona, kau kelihatan lebih cantik. Kau bahkan memanjangkan rambut dan memakai rok. Duduk seperti ini, kau benar-benar terlihat seperti seorang wanita." Bo Wool memuji Eun Bi.
"Terima kasih. Terima kasih banyak! Apa sebenarnya yang kau tahu tentang gadis-gadis, bodoh? ! " jawab Eun Bi.
"Kenapa aku tidak tahu tentang para gadis? ! Aku bahkan punya pacar! Dia lebih cantik daripada noona!" ucap Bo Wool.
Eun Bi langsung memukul kepala Bo Woo. "Ow, sakit, ini benar-benar sakit. Apa kau mau membunuhku? !"
Beraninya kau membandingkan noona? !" jawab Eun Bi.
"Dia tidak hanya cantik. . . Dia seperti lili. lili putih." ucap Bo Wool.
Wanita yang diceritakan Ba Wool yang mirip seperti lili putih itu adalah Yoon So Yi.
Yoon So Yi adalah pacar Chi Soo, tapi saat Chi Soo pergi ke Amerika Yoo Si menjalin hubungan dengan Ba Wool.
"Ayo pergi." ucap Chi Soo. Ia masuk ke ruang balet tanpa permisi dari Instruktur balet.
"Hei. Perhatian. Apa yang sedang kau lakukan sekarang? Kau tidak bisa lihat sekarang kami sedang berlatih?" instruktur balet itu mengomel.
"Aku bisa melihatnya." jawab Chi Soo.
Chi Soo menatap ke bagian dada Instruktur ballet itu. "Betapa cantiknya." puji Chi Soo.
"Apa? Apa?"
"Tulang lehermu cantik." jawab Chi Soo dengan menggoda..
"Cantik." jawab Chi Soo. Heran, ini orang sering banget muji.. haha.. uri scheduler. "Sudah lama kita tidak bertemu, kan? Apa kau memakai make up? Kau tidak memakainya, kan?"
"Aku tak memakainya." jawab So Yi.
"Masih terlihat cantik, Yoon So Yi." jawab Chi Soo.
"Kau tidak akan bertanya apa aku sudah punya pacar?" tanya So Yi.
"Aku benar-benar tak ingin tahu." jawab Chi Soo. Ia malah mengomentari wajah Yi Soo. "Kenapa bibirmu begitu mengkilap? Apa kau pakai lip gloss?"
"Tidak, aku tidak pakai." jawab Yi Soo.
Beberapa menit kemudian, setelah Chi Soo pergi.
So Yi bertemu dengan Ba Wool.
"Oppa. Apa kau senang aku memanggilmu oppa?" tanya So Yi.
"Yeah, ketika kau memanggilku "Oppa'". Aku bahkan bisa meratakan gunung dibelakang sekolah dalam satu hari!" jawab Ba Wool.
"Benarkah? Jika aku memanggilmu oppa, apa kau akan melakukan apapun untukku!" tanya So Yi.
"Tentu saja!" jawab Ba Wool.
"Oppa! Kita teman baik, kan? Chi Soo ada di Korea. Dia tadi duduk disitu." kata So Yi dengan polosnya.
"Apa? !" Ba Wool terkejut.
"Aku akan berkencan dengan Chi Soo sekarang." jawab So Yi.
"Apa? Apa? Apa? !" Ba Wool histeris mendengar hal itu.
"Mari kita tetap berteman baik. Ini benar-benar tak bisa dipercaya. Aku memanggil Oppa namun ini tak berefek sama sekali. Ah, aku akan terlambat ke kelasku. Aku pergi." Si Yoo pergi begitu saja, meninggalkan Ba Wool yang tengah galau.
Dan engga lama kemudian..
Ba Wool mendapat telepon dari Chi Soo. Ia memintanya untuk bertemu di sekolah malam ini.
Di kantor, malam itu, Eun Bi harus kerja lembur memberekan beberapa dokumen. Dan tiba-tiba, mesin printernya mati." Omo, ada apa dengannya?" Eun Bi mengelus-elus printer dan berkata dengan lembut pada printer. "Kau tak bisa melakukannya sayang. Tuan Printer, tolonglah kembali seperti semula. Kau tak bisa melakukan ini. "
Sedangkan di tempat lain, perang dunia dimulai.
Chi Soo vs Ba Wool..
Saat Eun Bi tengah hendak menyembunyikan printer yang rusak, ia melihat perkelahian itu. Tapi Eun Bi engga berani buat ikut campur, ia hanya menonton perkelahian itu lewat jendela kelas.
"Teman? ! Jika aku temanmu, aku tidak akan menjadi bodoh! Kau tak suka pakaianmu kusut kan. Aku akan membuatmu kusut seperti ini dan membuatmu menjadi debu hari ini!" Ba Wool membentak Chi Soo.
Eun Bi semakin galau, bukan cuma printer yang buatnya galau tapi dua orang yang ada di hadapannya pun semakin membuatnya gila.
Chi Soo mencoba menjelaskan kata-katanya lewat peribahasa dan menulisnya di papan tulis. "Miskin. . . Miskin. . ." sayangnya, otak Chi Soo engga benar-benar bisa diandalkan. Menulis pribahasa saja, udah buat kepalanya pusing. "Miskin akan menjadi miskin. Ini berarti orang yang kaya akan makin kaya, orang miskin akan makin miskin."
Dan engga berapa lama kemudian, kaki tangan ayah Chi Soo datang dan melerai perkelahian Chi Soo dan Ba Wool.
Tangan kanan ayah Chi Soo melaporkan pada ayah Chi Soo tentang kegiatan Chi Soo.
Chi Soo... Chi Soo.
"Aku mengatasinya dengan cepat, dan sepertinya Chi Soo aman." ucap direktur ko.
"Kerja bagus, Direktur Ko." jawab ayah Chi Soo.
"Presdir, ada hal yang aku ingin laporkan. Seperti yang aku laporkan sebelumnya, toko makanan ringan di depan SMA Cha Sung tak mau mengalah. Dan Chi Soo membawa mobil ke sekolah, yang menyebabkan masalah di sekolah."
"Toko makanan ringan segera akan mengalah. . . Dan biarkan mobil Chi Soo." jawab Ayah Chi Soo.
"Aku percaya ini bukan ide bagus. Begitu banyak karyawan Cha Sung di dekat sekolah. Dan jika kejadian hari ini bocor, ini akan menodai citra perusahan kita. Untuk mengatasi hal ini, aku percaya kita harus segera mengambil mobil Chi Soo."
Ayah Chi Soo menjawab, "Kita tak bisa melakukan itu. Chi Soo mencintai mobil itu lebih dari apapun. Jika aku mengambilnya, bocah itu akan membenciku. Aku tidak suka ketika bocah itu membenciku. Aku takut."
Masalahpun berlanjut. Perkelahian selesai.
Perkelahian selesai. Masalahpun berlanjut.
Eun Bi menatap Chi Soo dengan kesal.
Datanglah So Yi..
"Tidak. Kenapa kau tidak bertanya pada Kim Ba wool? Aku pikir kalian berdua berkencan?" tanya Chi Soo.
Mendengar hal itu, So Yi langsung menanyakan keadaan Ba Wool. "Apa kau baik-baik saja?"
Ba Wool diam, tidak merespon.
"Kau tidak boleh pergi." Ba Wool menahan tangan So Yi.
"Entah kau mau menyelesaikannya dulu dan ikut aku atau abaikan saja dia dan ikut aku. Kau sendiri yang selesaikan." jawab Chi Soo.
"Ba wool. . . Berhenti membuatku menjadi orang yang jahat. . . Aku mau pergi." ucap Yi So. Ia lalu pergi menghampiri Chi Soo.
"Ya, lili putihku." jawab Ba Wool.
"Kenapa kau tidak bertanya? Aku berkencan dengan Ba wool ketika kau di Amerika." kata So Yi.
Chi Soo engga terlalu memikirkan hal itu. "Jadi? Kenapa? Tidak mau meninggalkan Kim Ba wool? Tetaplah berkencan dengannya. Jangan mengkhawatirkanku." Dan ia mengakhir kata-katanya dengan pujian. "Rambutmu hari ini cantik."
"Dasar sampah, bajingan, brengsek, sialan! " Eun Bi melampiaskan kemarahannya pada daging yang akan ia makan.
"Apa noona tahu bagaimana aku memulai berkencan dengan Yoon So Yi? Selama itu, tanpa sehari pun terlewati. Aku memegangi tasnya selama dia berjalan ke sekolah setiap hari. Orang-orang mungkin berpikir itu bukan apa-apa. Tapi, apa mereka tau kalau itu benar-benar sulit! Tidak melewatkannya sehari pun dan menunggu di tempat yang sama setiap hari!" Ba Wool menceritakan sejarahnya. haha..
"Aku tahu betapa sulitnya ini! Untuk menunggu panggilan telepon setiap hari selama tahun." Eun Bi pun membiarkan Ba Wool tau tentang kisah cintanya yang hampir berakhir sama dengan kisan cinta Ba Wool."Menandai tanggal dan menunggu! Noona tahu betapa sulitnya. . . Aku pikir, aku tahu bagaimana perasaanmu. Tapi pria bodoh itu bisa bisa menang dalam waktu satu hari.""Dia sudah seperti itu sejak SMP. Tapi si bodoh itu, bukanlah seorang siswa SMA. Dia seorang pangeran. Orang sepertiku tidak bisa menyentuhnya." keluh Ba Wool.
Pagi harinya, karma buat Chi Soo datang.
Setelah semalam mengambil So Yi dari Ba Wool, sekarang 4 ban mobilnya disita oleh sang ayah.
Suka sama scene ini.. Woo oppa.. soo childish.. love it.
"Aku mengambil ke 4 ban mobilmu dan menyimpannya. Jadi jangan khawatir. Seperti yang kau katakan, jangan khawatir, jangan khawatir." jawab sang ayah.
"Tidak. Lalu. bagaimana aku pergi ke sekolah? !" tanya Chi Soo.
"Naik bus. Atau bisa naik taksi. Jika kau membawa mobil itu, orang-orang akan membicarakanmu."
Engga beda jauh dengan Chi Soo.
Eun Bi pun tengah galau. Ia kesiangan di jam mengajarnya.
Mencoba menyetop taksi.
Daaan.. Malangnya, taksi yang ia stop adalah taksi yang dinaiki oleh Chi Soo.
Mau engga mau, agar tidak telat, Eun Bi naik taksi yang sama dengan CHi Soo.
Eun Bi mencoba menenangkan pikirannya, "Tidak ada hubungannya denganmu, Yang Eun Bi. Jangan marah. Jangan emosi. Kau harus tenang dan berbicara formal padanya!" ucapnya dalam hati. Ia lalu bertanya pada Chi Soo. "Kau pasti hari ini tidak membawa mobil kan Chi Soo?"
"Itulah yang terjadi." jawab Chi Soo dengan malas. " Sekarang sedang diperbaiki. Mulai besok, aku akan membawa mobilku lagi."
"Tapi, Chi Soo-kun, kenapa kau tidak membawa tas?" tanya Eun Bi.
" Bajuku akan kusut." jawab Chi Soo.
"Oh, yah, aku mengerti!"
"Tetapi kenapa kau terus melakukan itu?" tanya Chi Soo."Huh? Apa?" Eun Bi sama sekali engga mengerti dengan apa yang dimaksud Chi Soo.
"Sejak kau masuk ke dalam taksi, yang kau lakukan hanyalah melihatku." jawab Chi Soo.
"Itu. . . tentang yang kemarin. . Wanita mudah itu adalah lili putih Ba Ool." jawab Eun Bi.
"Lili putih? Ya, jadi pacar Ba Ool. Jadi?"
"--Jadi-- itu bukan jawaban yang tepat! Tidak seharusnya kau membawa pacar temanmu seperti itu."
"Kenapa tidak?" jawab Chi Soo. "Aku sudah mengatakan padanya untuk berkencan dengannya. untuk berkencan dengan Ba Ool dan juga berkencan denganku. Bagus, kan?"
Setelah turun dari taksi (plus Chi Soo yang membayarkan biaya taksinya), Eun Bi mencoba berbicara dengan Chi Soo. "Bisakah kau berbicara sebentar dengan gurumu ini?"
"Ini kembalianmu." Eun Bi memberikan beberapa uang receh kembali dari ongkos taksi.
"Guru, siampan saja. Sakuku akan terlihat jelek dengan uang receh itu. Kau bisa menyimpannya." jawab Chi Soo.
Eun Bi mengangguk seraya menghitung uang kembalian itu. "Tetapi ini banyak. . . Baiklah, terima kasih."
Eun Bi berubah kesal saat mengingat apa yang Chi Soo lakukan semalam terhadap Ba Wool. "Jadi, apa maksudnya itu? Tentang perkataanmu padanya untuk berkencan denganmu dan Ba wool. Jadi gadis lili putih itu. . . Jadi kau mengijinkan lili putih itu untuk selingkuh?"
"Selingkuh? ! Tidak bisakah kau berhenti menggunakan kata-kata lama? Ini bisa disebut sebagai hubungan yang sebenarnya, bukan selingkuh! Ada kata yang bagus seperti itu juga. Sebuah hubungan yang jelas dan terang.!"
"Maksudku adalah Chi Soo.. kau itu masih muda dan mungkin tidak tahu apa arti cinta. Tetapi hati seseorang tidak semudah itu. Hati bukanlah pintu yang semua orang bisa masuk begitu saja. Aku tau, Chi Soo masih muda dan tidak dapat memahami........." kata-kata Eun Bi terputus, karena Chi Soo mendorongnya ke sudut.
.Chi Soo mendekatkan wajahnya ke wajah Eun Bi.
"Kenapa kau lakukan ini, Chi Soo?" Eun Bi gugup.
"Kau memintaku untuk berkencan denganmu sebelumnya. . . Apa maksud di balik itu semua?" tanya Chi Soo.
"Tahi lalat disini. . . Apa kau tahu betapa cantiknya itu? Apa kau mengetahui bagaimana perasaan ini?" tanya Chi Soo.
Eun Bi mengangguk. "Ini mudah dan sederhana, kan..." ucap Chi Soo seraya mengecup kening Eun Bi.
Tapi Chi Soo berkata serius, "Semua terlihat sederhana bukan. Bahkan kau sendiri, membiarkan hatimu jatuh dan membiarkanku melakukan hal ini. Padahal, belum lama kau putus dengan priamu itu. Aku benar, bukan? Hati adalah sesuatu yang paling mudah di dunia ini. Hati itu adalah sesuatu yang dapat dinikmati oleh banyak orang. Jadi, jika sekali lagi kau mencari masalah denganku. Maka aku akan... berkencan denganmu."
Bersambung.. Sinopsis Flower Boy Ramyun Shop